Minggu, 12 Agustus 2012

Sikap Positif Berbahasa Indonesia

Sikap positif berbahasa Indonesia adalah sikap berbahasa Indonesia yang diwujudkan dengan: (1) kesetian berbahasa, yaitu suatu upaya agar si pengguna bahasa tetap berpegang teguh memelihara dan menggunakan bahasa nasional, bahasa kebangsaan, bahasa Indonesia, dan apabila perlu, mencegah adanya pengaruh asing; (2) kebanggaan berbahasa, yaitu suatu upaya agar si pengguna bahasa lebih mengutamakan bahasanya sendiri dan menggu­nakannya sebagai lambang identitas bangsanya; dan kesadaran akan adanya norma atau kaidah berbahasa, suatu upaya agar si pengguna bahasa dapat menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah dan tata aturan yang berlaku dalam berbahasa Indonesia.
Setia Berbahasa Indonesia
Setia berbahasa Indonesia adalah suatu sikap positip berbahasa yang tetap berpegang teguh untuk memelihara, menjaga, dan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar serta berusaha membina dan mengembangkan bahasa Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan global dan mencegah pengaruh asing yang berlebihan.
Contoh:
1) Kita memasak menggunakan ricecooker.
2) Kita menulis menggunakan computer.

Jumat, 20 Juli 2012

Sastra Anak Masih Terpinggirkan

Sastra anak masih terpinggirkan dalam khazanah kesusastraan di Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penulis yang terjun ke dunia penulisan sastra anak untuk mengembangkan tema cerita rakyat Nusantara.
"Sekarang ini tidak ada pengembangan tema dan cerita baru yang diangkat dari cerita rakyat Nusantara. Penulis hanya mengulang cerita-cerita lama dengan versi yang berbeda-beda sehingga buku bacaan anak miskin tema," kata Murti Bunanta, pendiri dan ketua Kelompok Peduli Bacaan Anak (KPBA), Jumat (20/7/2012) di Jakarta.
Ia mencontohkan, sampai saat ini ada 25 cerita Bawang Merah dan Bawang Putih dengan beragam versi. Padahal, Indonesia dengan keragaman budayanya memiliki banyak cerita rakyat yang bisa digali. KPBA sejak tahun 1987 berupaya menggali cerita rakyat Nusantara dan menerbitkannya dalam bentuk buku bacaan anak.

Rabu, 11 Juli 2012

Sikap Positif Ortu Bantu Anak Belajar

Setiap orangtua pasti ingin anaknya menjadi bintang kelas. Tetapi, harapan ini tak jarang membuat orangtua selalu menuntut anaknya untuk terus belajar sehingga tanpa disadari anak menjadi tertekan.
Studi terbaru menunjukkan, sangat penting bagi orangtua untuk memiliki sikap yang baik dan positif ketika menyuruh anak-anak mereka menyelesaikan pekerjaan rumah (PR).
Para peneliti mengatakan, anak-anak akan memiliki motivasi untuk mengerjakan PR jika orangtua menunjukkan sikap yang positif, mendukung dan menekankan nilai pembelajaran, daripada hanya berfokus pada penyelesaian tugas atau mendapatkan nilai yang bagus.
Temuan tersebut berdasarkan hasil pengamatan oleh para peneliti di Ben-Gurion University of the Negev, Israel, terhadap 135 anak kelas empat dan para orangtua.
"Orangtua dapat memperbaiki kompetensi dengan membiarkan anak-anak mengerjakan sendiri tugas mereka. Selain juga dengan memberikan sinyal kepada anak bahwa mereka sangat disayangi dan dikagumi, tidak peduli seberapa sukses ia dalam pelajaran Matematika atau Bahasa," kata Dr Idit Katz dan rekan dalam laporan terbaru jurnal Learning and Individual Differences.
Katz menambahkan, orangtua harus memahami lebih dahulu motivasi, sikap, dan kompetensi mereka sebelum mencoba untuk mengubah kebiasaan anak dalam mengerjakan PR.
"Sedikit penelitian formal telah dilakukan mengenai pengaruh lingkungan rumah ketika anak mengerjakan PR. Lingkungan rumah sama pentingnya dalam memberikan motivasi positif bagi anak sekolah," tambahnya.

Sumber : Kompas.com

Rabu, 28 Maret 2012

Menulis, Pengaruhi Mutu dan Kesejahteraan Guru

Kebiasaan menulis artikel oleh guru sangat membantu guru meningkatkan mutu pengajaran. Lantas apa yang dapat diperbuat para guru dalam memperbayak jam terbang mereka dalam hal menulis artikel? Berikut wawancara wartawan Sumut Pos, Rahmat Sazaly Munthe dengan Ketua Dewan Pendidikan Medan, Mutsyuhito Solin.
Apa kiat guru agar mampu menulis?
Mutu guru tak hanya didapat lewat buku pelajaran, tapi juga bisa mengambil contoh aktual dalam kehidupan sehari-hari. Dengan terbiasa menulis artikel, mutu guru semakin terasah. Siswa juga akhirnya diuntungkan dengan mutu pengajarnya.
Peningkatan mutu guru tak hanya tergantung pada pendidikan formal. Pengetahuan tentang kehidupan sehari-hari menjadi tambahan bagi guru di kelas.
Menulis di media massa merupakan satu pilihan bagus. Walaupun penulisan artikel di media massa merupakan satu syarat kenaikan tingkat bagi pegawai negeri, guru tetap harus selalu menulis untuk meningkatkan mutu pribadi, siswa juga masyarakat.
Bagaimana menumbuhkan minat untuk menulis?
Coba menulis di media massa contohnya, jika tulisan kita dimunculkan, biasanya itu menjadi satu motivasi untuk terus menulis. Guru juga harus memiliki minat dan kemauan besar untuk menjadi pendidik masyarakat. Dengan menulis artikel, guru turut melaksanakan tiga fungsi media massa, yakni sebagai pendidik, pemberi informasi dan pelaku kontrol sosial.
Selain niat dan kemauan, guru harus memiliki referensi dan pengetahuan untuk menunjang mutu tulisan. Hal ini untuk mempertanggungjawabkan dan memperkaya tulisan.
Apakah penulisan artikel penting bagi guru?
Artikel adalah pergulatan pemikiran seseorang atas apa yang berkembang di masyarakat. Isinya berupa pendapat, gagasan, pemikiran dan fakta. Jadi untuk mendukung penulisan suatu artikel, guru juga harus peka terhadap permasalahan di sekitarnya. Guru akan semakin kritis.
Menulis artikel juga bisa membantu saat mengajar. Guru bisa dengan leluasa menggabungkan fenomena di masyarakat dengan mata pelajaran yang ia ampu. Sebaliknya, guru juga bisa memaparkan sisi positif bahan pelajaran kepada pembaca di media massa.
Apakah dengan menulis kita bisa mengelola kelas dengan baik?
Proses belajar-mengajar di sekolah kerap membosankan dan tak menyenangkan karena guru yang terlalu dominan di ruang kelas. Siswa tak diberikan kebebasan untuk mengekspresikan pendapat yang berbeda sehingga mematikan kreativitas siswa. Dengan menulis, guru akan semakin banyak membaca dan tentunya wawasan akan semakin luas pula. Dengan begitu mereka sudah pasti akan bisa mengelola kelas dengan
Apa penyebab guru tak mampu mengelola kelas dengan baik?
Profesionalisme atau kompetensi guru umumnya masih rendah karena guru kurang mendapat pelatihan. Dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan yang baru dibentuk di bawah Kemendiknas, pengembangan profesi berkelanjutan guru akan dijamin. Selain itu, juga dijamin perlindungan kepada guru. Badan ini juga akan mengevaluasi apakah delapan standar pendidikan nasional itu sudah terpenuhi.
Apa yang bisa dilakukan pemerintah untuk menghargai keprofesionalitasan guru?
Kesejahteraan guru bisa dikatakan semakin membaik meski belum merata. Di satu sisi itu penting. Tapi, kunci untuk memperbaiki mutu layanan pendidikan, datang dari guru yang profesional. Jika mereka telah professional maka tunjangan juga akan turun dari pemerintah.
Pelatihan untuk pengembangan kapasitas guru agar mampu mengembangkan metode pembelajaran yang memacu siswa menjadi kritis, kreatif, aktif, dan inovatif sangat terbatas. Pelatihan pemerintah memang masih kurang sesuai dengan kebutuhan guru. Guru sangat butuh diajar bagaimana memotivasi diri sehingga selalu bergairah bekerja. (*)
Sumber : http://www.hariansumutpos.com

Entri Populer