Rabu, 28 Maret 2012

Menulis, Pengaruhi Mutu dan Kesejahteraan Guru

Kebiasaan menulis artikel oleh guru sangat membantu guru meningkatkan mutu pengajaran. Lantas apa yang dapat diperbuat para guru dalam memperbayak jam terbang mereka dalam hal menulis artikel? Berikut wawancara wartawan Sumut Pos, Rahmat Sazaly Munthe dengan Ketua Dewan Pendidikan Medan, Mutsyuhito Solin.
Apa kiat guru agar mampu menulis?
Mutu guru tak hanya didapat lewat buku pelajaran, tapi juga bisa mengambil contoh aktual dalam kehidupan sehari-hari. Dengan terbiasa menulis artikel, mutu guru semakin terasah. Siswa juga akhirnya diuntungkan dengan mutu pengajarnya.
Peningkatan mutu guru tak hanya tergantung pada pendidikan formal. Pengetahuan tentang kehidupan sehari-hari menjadi tambahan bagi guru di kelas.
Menulis di media massa merupakan satu pilihan bagus. Walaupun penulisan artikel di media massa merupakan satu syarat kenaikan tingkat bagi pegawai negeri, guru tetap harus selalu menulis untuk meningkatkan mutu pribadi, siswa juga masyarakat.
Bagaimana menumbuhkan minat untuk menulis?
Coba menulis di media massa contohnya, jika tulisan kita dimunculkan, biasanya itu menjadi satu motivasi untuk terus menulis. Guru juga harus memiliki minat dan kemauan besar untuk menjadi pendidik masyarakat. Dengan menulis artikel, guru turut melaksanakan tiga fungsi media massa, yakni sebagai pendidik, pemberi informasi dan pelaku kontrol sosial.
Selain niat dan kemauan, guru harus memiliki referensi dan pengetahuan untuk menunjang mutu tulisan. Hal ini untuk mempertanggungjawabkan dan memperkaya tulisan.
Apakah penulisan artikel penting bagi guru?
Artikel adalah pergulatan pemikiran seseorang atas apa yang berkembang di masyarakat. Isinya berupa pendapat, gagasan, pemikiran dan fakta. Jadi untuk mendukung penulisan suatu artikel, guru juga harus peka terhadap permasalahan di sekitarnya. Guru akan semakin kritis.
Menulis artikel juga bisa membantu saat mengajar. Guru bisa dengan leluasa menggabungkan fenomena di masyarakat dengan mata pelajaran yang ia ampu. Sebaliknya, guru juga bisa memaparkan sisi positif bahan pelajaran kepada pembaca di media massa.
Apakah dengan menulis kita bisa mengelola kelas dengan baik?
Proses belajar-mengajar di sekolah kerap membosankan dan tak menyenangkan karena guru yang terlalu dominan di ruang kelas. Siswa tak diberikan kebebasan untuk mengekspresikan pendapat yang berbeda sehingga mematikan kreativitas siswa. Dengan menulis, guru akan semakin banyak membaca dan tentunya wawasan akan semakin luas pula. Dengan begitu mereka sudah pasti akan bisa mengelola kelas dengan
Apa penyebab guru tak mampu mengelola kelas dengan baik?
Profesionalisme atau kompetensi guru umumnya masih rendah karena guru kurang mendapat pelatihan. Dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan yang baru dibentuk di bawah Kemendiknas, pengembangan profesi berkelanjutan guru akan dijamin. Selain itu, juga dijamin perlindungan kepada guru. Badan ini juga akan mengevaluasi apakah delapan standar pendidikan nasional itu sudah terpenuhi.
Apa yang bisa dilakukan pemerintah untuk menghargai keprofesionalitasan guru?
Kesejahteraan guru bisa dikatakan semakin membaik meski belum merata. Di satu sisi itu penting. Tapi, kunci untuk memperbaiki mutu layanan pendidikan, datang dari guru yang profesional. Jika mereka telah professional maka tunjangan juga akan turun dari pemerintah.
Pelatihan untuk pengembangan kapasitas guru agar mampu mengembangkan metode pembelajaran yang memacu siswa menjadi kritis, kreatif, aktif, dan inovatif sangat terbatas. Pelatihan pemerintah memang masih kurang sesuai dengan kebutuhan guru. Guru sangat butuh diajar bagaimana memotivasi diri sehingga selalu bergairah bekerja. (*)
Sumber : http://www.hariansumutpos.com

Entri Populer