Dahulu kala desa Bincau adalah sebuah pelabuhan persinggahan dari pedagang yang menjual barangnya sehingga desa Bincau saat itu sangat ramai di kunjungi oleh para pedagang. Diantara banyak pedagang/saudagar ada 2 orang tionghoa yang menetap berdagang di Bincau. 2 saudara Tionghoa ini sangat terkenal sekali. Sang kakak bernama Being Tjiow sedangkan adiknya bernama Being Louw. Desa bincau ini dulunya belum ada nama sehingga ketika orang yang mau pergi kedesa ini kalau di tanya mau kemana ? maka akan di jawab mau ke desa Being Tjiow. Sehingga lama kelamaan akhirnya orang menyebut desa Bincau.
Orang Tionghoa yang menentap ini mempunyai seorang anak gadis. Setelah besar anak gadis ini berubah menjadi puteri yang cantik. Dia selalu mandi di dekat danau/telaga di dekat rumahnya. Namun puteri yang cantik ini selalu berdandan dan bersolek saja setiap harinya. Hal ini membuat khawatir kedua orang tuanya. Beberapa kali kedua orang tuanya memberi nasehat untuk tidak berbuat demikian karena semua pekerjaan akan terbengkalai, namun selalu tidak pernah diturutinya.
Pada suatu hari karena sangat jengkel dan sampai pada puncak kemarahan sang ayah, lalu terlontarlah kata sumpah “mudahan ikam jadi wari” (semoga kamu jadi kera). Pada saat bersamaan . tiba-tiba puteri yang cantik ini berubah menjadi seekor kera. Ayahnya pun terkejut dan menangis melihat puterinya berubah menjadi kera. Sebenarnya dia sangat menyesal sekali, namun segala perkataanya sudah terlanjur terucapkan.
Ketika puteri ini menjadi kera, dia selalu mandi di telaga tempat dia mandi seperti sedia kala. Lalu kemudian telaga ini di beri nama TELAGA PUTERI. Setelah beberapa lama banyak kera yang ikut mandi di telaga tersebut. Kemudian kera-kera itu menghilang. Menurut ceritanya ada tokoh masyarakat yang bermimpi bertemu dengan seekor kera yang besar dan berkata supaya ia dan teman-temannya diseberangkan ke desa tambak baru.
Pada pagi harinya maka turunlah tokoh masyarakat ini kearah sungai yang berseberangan dengan desa Tambak Baru. Alakah terkejutnya ia, karena ditepian sungai sudah berbaris kere-kera yang ingin diseberangkan. Kemudian beliau mengambil perahu dan menyeberangkan seluruh kera tersebut. Kera itu masuk ke hutan di Desa Tambak Baru. Jadi telaga Puteri tidak terdapat lagi kera-keranya sekarang.
Jumat, 15 Mei 2009
Langganan:
Postingan (Atom)
Entri Populer
-
Dahulu kala ada cerita tentang dua kekasih yang mempunyai percintaan yang tragis. Cerita langkapnya sebagai berikut : Mashor adalah pemuda ...
-
Membaca sekilas adalah suatu tipe membaca dangan cara meliputi atau menjelajah bahan bacaan secara cepat agar dapat memetik ide-ide utama. (...
-
KISI-KISI SOAL KELAS VIII Jenjang Sekolah : SMP Kelas/Semester : VIII/2 Mata Pelajaran : Bahas...
-
KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester ...
-
DOWNLOAD SILABUS & RPP BAHASA INDONESIA BERKARAKTER RPP Bahasa Indonesia SD berkarakter RPP Bahasa Indonesia SD kelas 4 Semester 1 ...
-
Dahulu kala desa Bincau adalah sebuah pelabuhan persinggahan dari pedagang yang menjual barangnya sehingga desa Bincau saat itu sangat rama...
-
Oleh Esther Kartika Membaca Bahasa Membaca memindai, dalam kurikulum 2004, dapat digolong dalam membaca bahasa. Tujuan yang hendak dicap...
-
oleh : www.mbahbrata-edu.blogspot.com A. MENDENGARKAN Mendengarkan ialah mengarahkan perhatian dengan sengaja kepada suatu suara, atau mena...
-
Desa Bincau tentu tidak asing lagi di telinga Anda. Ini adalah tempat rekreasi, tambak ikan untuk makan bersama keluarga. Tentunya wisata ku...
-
oleh : M. Jazuli Rahman, S.Pd Cerita rakyat “Nisan Berlumur Darah” tidak hanya milik masyarakat Martapura, tetapi sudh menjadi milik masyar...