Beberapa penelitian akhir-akhir ini menunjukkan, menonton TV selama
berjam-jam mempunyai efek buruk bagi kesehatan. Namun studi para ilmuwan
di Ohio AS mengungkapkan, selain masalah kesehatan, kebiasaan
berlama-lama nonton TV pada anak juga bisa mempengaruhi hubungan
komunikasi mereka dengan para orang tua.
Penelitian yang diterbitkan dalam Human Communication Research,
memperlihatkan bahwa menonton TV dapat menyebabkan berkurangnya
interaksi antara orangtua dan anak. Bahkan juga berdampak buruk pada
kemampuan menulis, membaca dan bahasa anak.
Studi yang dilakukan
oleh Amy Nathanson dan Eric Rasmussen dari Ohio State University,
difokuskan untuk melihat 'respon ibu' ketika berkomunikasi dengan
anak-anak mereka yang memiliki kebiasaan membaca buku, bermain mainan,
dan menonton TV.
Para penulis mengeksplorasi interaksi 73 pasang
ibu dan anak. Sebagian para ibu diketahui berusia 30-an dan memiliki
gelar sarjana, sementara setengahnya sebagai ibu rumah tangga. Usia
anak-anak berkisar antara 16 bulan sampai 6 tahun.
Dalam
penelitian tersebut, baik ibu dan anak secara acak diberikan satu dari
tiga kegiatan selama sepuluh menit. Setelah itu, orang tua diminta untuk
mengisi kuesioner terkait perkembangan bahasa dan kemampuan membaca
serta menulis anak mereka.
Hasil penelitian menunjukkan, pada
kelompok ibu dan anak yang membaca buku bersama-sama, secara signifikan
mempunyai komunikasi yang lebih baik dibandingkan pasangan ibu dan anak
yang menonton TV.
Walaupun jumlah komunikasi saat membaca buku
tidak secara signifikan lebih tinggi daripada kelompok ibu dan anak yang
mainan alat (mobil-mobilan atau boneka). Namun, kualitas respon ibu
lebih tinggi ketika anak-anak mereka membaca buku dan bermain
dibandingkan menonton TV.
Para peneliti menemukan bahwa ketika
orang tua dan anak membaca sebuah buku, mereka akan menggunakan gaya
komunikasi yang lebih aktif, mengarahkan anak untuk mempelajari setiap
huruf dan kata, dengan demikian meningkatkan perbendaharaan kosakata
mereka dan pengetahuan tata bahasa. Sebaliknya pada kelompok ibu dan
anak yang menonton TV, hanya sedikit komunikasi yang terjalin.
"Hal ini penting bagi kita untuk membatasi waktu menonton TV pada anak.
Hilangnya komunikasi anak dengan orang tua akan berdampak buruk bagi
perkembangan anak. Kami mendorong agar para orang tua mencari hiburan di
luar TV," kata peneliti.
Sumber : http://health.kompas.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri Populer
-
Dahulu kala ada cerita tentang dua kekasih yang mempunyai percintaan yang tragis. Cerita langkapnya sebagai berikut : Mashor adalah pemuda ...
-
Membaca sekilas adalah suatu tipe membaca dangan cara meliputi atau menjelajah bahan bacaan secara cepat agar dapat memetik ide-ide utama. (...
-
KISI-KISI SOAL KELAS VIII Jenjang Sekolah : SMP Kelas/Semester : VIII/2 Mata Pelajaran : Bahas...
-
KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester ...
-
DOWNLOAD SILABUS & RPP BAHASA INDONESIA BERKARAKTER RPP Bahasa Indonesia SD berkarakter RPP Bahasa Indonesia SD kelas 4 Semester 1 ...
-
Dahulu kala desa Bincau adalah sebuah pelabuhan persinggahan dari pedagang yang menjual barangnya sehingga desa Bincau saat itu sangat rama...
-
Oleh Esther Kartika Membaca Bahasa Membaca memindai, dalam kurikulum 2004, dapat digolong dalam membaca bahasa. Tujuan yang hendak dicap...
-
oleh : www.mbahbrata-edu.blogspot.com A. MENDENGARKAN Mendengarkan ialah mengarahkan perhatian dengan sengaja kepada suatu suara, atau mena...
-
Desa Bincau tentu tidak asing lagi di telinga Anda. Ini adalah tempat rekreasi, tambak ikan untuk makan bersama keluarga. Tentunya wisata ku...
-
oleh : M. Jazuli Rahman, S.Pd Cerita rakyat “Nisan Berlumur Darah” tidak hanya milik masyarakat Martapura, tetapi sudh menjadi milik masyar...
1 komentar:
wah,,, blognya keren pak guru,,, artikelnya juga oke,, #masih ingat saya ndak? murid bapak waktu di smama, dan sekarang saya juga mahaiswa fkip PBSI :D
Posting Komentar