Kebiasaan menulis artikel oleh guru sangat membantu guru meningkatkan
mutu pengajaran. Lantas apa yang dapat diperbuat para guru dalam
memperbayak jam terbang mereka dalam hal menulis artikel? Berikut
wawancara wartawan Sumut Pos, Rahmat Sazaly Munthe dengan Ketua Dewan
Pendidikan Medan,
Mutsyuhito Solin.
Apa kiat guru agar mampu menulis?
Mutu guru tak hanya didapat lewat buku pelajaran, tapi juga bisa
mengambil contoh aktual dalam kehidupan sehari-hari. Dengan terbiasa
menulis artikel, mutu guru semakin terasah. Siswa juga akhirnya
diuntungkan dengan mutu pengajarnya.
Peningkatan mutu guru tak hanya tergantung pada pendidikan formal.
Pengetahuan tentang kehidupan sehari-hari menjadi tambahan bagi guru di
kelas.
Menulis di media massa merupakan satu pilihan bagus. Walaupun penulisan
artikel di media massa merupakan satu syarat kenaikan tingkat bagi
pegawai negeri, guru tetap harus selalu menulis untuk meningkatkan mutu
pribadi, siswa juga masyarakat.
Bagaimana menumbuhkan minat untuk menulis?
Coba menulis di media massa contohnya, jika tulisan kita dimunculkan,
biasanya itu menjadi satu motivasi untuk terus menulis. Guru juga harus
memiliki minat dan kemauan besar untuk menjadi pendidik masyarakat.
Dengan menulis artikel, guru turut melaksanakan tiga fungsi media massa,
yakni sebagai pendidik, pemberi informasi dan pelaku kontrol sosial.
Selain niat dan kemauan, guru harus memiliki referensi dan
pengetahuan untuk menunjang mutu tulisan. Hal ini untuk
mempertanggungjawabkan dan memperkaya tulisan.
Apakah penulisan artikel penting bagi guru?
Artikel adalah pergulatan pemikiran seseorang atas apa yang berkembang
di masyarakat. Isinya berupa pendapat, gagasan, pemikiran dan fakta.
Jadi untuk mendukung penulisan suatu artikel, guru juga harus peka
terhadap permasalahan di sekitarnya. Guru akan semakin kritis.
Menulis artikel juga bisa membantu saat mengajar. Guru bisa dengan
leluasa menggabungkan fenomena di masyarakat dengan mata pelajaran yang
ia ampu. Sebaliknya, guru juga bisa memaparkan sisi positif bahan
pelajaran kepada pembaca di media massa.
Apakah dengan menulis kita bisa mengelola kelas dengan baik?
Proses belajar-mengajar di sekolah kerap membosankan dan tak
menyenangkan karena guru yang terlalu dominan di ruang kelas. Siswa tak
diberikan kebebasan untuk mengekspresikan pendapat yang berbeda sehingga
mematikan kreativitas siswa. Dengan menulis, guru akan semakin banyak
membaca dan tentunya wawasan akan semakin luas pula. Dengan begitu
mereka sudah pasti akan bisa mengelola kelas dengan
Apa penyebab guru tak mampu mengelola kelas dengan baik?
Profesionalisme atau kompetensi guru umumnya masih rendah karena guru
kurang mendapat pelatihan. Dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan yang baru dibentuk di bawah
Kemendiknas, pengembangan profesi berkelanjutan guru akan dijamin.
Selain itu, juga dijamin perlindungan kepada guru. Badan ini juga akan
mengevaluasi apakah delapan standar pendidikan nasional itu sudah
terpenuhi.
Apa yang bisa dilakukan pemerintah untuk menghargai keprofesionalitasan guru?
Kesejahteraan guru bisa dikatakan semakin membaik meski belum merata. Di
satu sisi itu penting. Tapi, kunci untuk memperbaiki mutu layanan
pendidikan, datang dari guru yang profesional. Jika mereka telah
professional maka tunjangan juga akan turun dari pemerintah.
Pelatihan untuk pengembangan kapasitas guru agar mampu mengembangkan
metode pembelajaran yang memacu siswa menjadi kritis, kreatif, aktif,
dan inovatif sangat terbatas. Pelatihan pemerintah memang masih kurang
sesuai dengan kebutuhan guru. Guru sangat butuh diajar bagaimana
memotivasi diri sehingga selalu bergairah bekerja. (*)
Sumber : http://www.hariansumutpos.com