oleh : Esther Kartika (kepala SDK 4 BPK Penambur Jakarta)
Kurikulum 2004 tertera membaca teks bersuara, teks agak pendek, teks agakp anjang, atau teks panjang (dilihat dari kompetensi yang ingin dicapai).
Membaca teknis bertujuan untuk menambah kelancaran siswa mengubah lambang-lambang tertulis menjadi suara atau ucapan yang mengandung makna.Membaca teknis menekankan pada segi Ïmenyuarakan yang dibaca Ï. Pada tahap ini guru harus hati-hati dan mengawasi bagaimana menyuarakan lambang tertulis itu. Membaca teknis masih merupakan bagian terbesar dari kegiatan membaca di kelas I dan II sekolah dasar. Kegiatan membaca teknis makin menurun frekuensinya pada kelas tinggi sekolah dasar dan kegiatan membaca ini lebih ditujukan untuk memelihara dan melatih kemampuan membaca.
Contoh membaca teknis ialah orang membacakan berita di televisi atau radio, membacakan puisi atau membacakan dongeng. Semua itu membutuhkan teknik membaca.
Dalam membaca teknis yang perlu diperhatikan adalah pelafalan vokal maupun konsonan, nada/lagu ucapan, penguasaan tanda-tanda baca, pengelompokan kata/frase ke dalam satuan-satuan ide, kecepatan mata, dan
ekspresi.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan membaca teknis adalah
sebagai berikut:
a. Siswa diberi waktu ± 5 menit untuk membaca bacaan yang disajikan dengan caranya sendiri. Tujuan kegiatan ini agar siswa mempunyai gambaran umum tentang bacaan yang akan dibaca, siswa juga dapat mempersiapkan cara mengucapkan kata-kata tertentu atau menentukan pemenggalan kalimat.
b. Siswa diberi kesempatan menanyakan kata-kata yang dianggap baru atau sulit, yang belum diketahui maknanya supaya siswa terbantu dalam menghayati maksud bacaan.
Ada dua kemungkinan jika siswa tidak mengerti arti/makna kata :
1. belum mengenal kata-kata yang dimaksud.
2. tidak mengenal konsep/makna sebuah kata.
Jika siswa tidak mengenal/tidak mengerti kata-kata yang dimaksud, guru menjelaskan dengan mengganti kata lain yang sama artinya. Tetapi jika disebabkan oleh kemungkinan yang kedua, guru diharapkan menunjukkan
benda, gambar, atau memperagakan dengan perbuatan.
c. Melakukan tanya jawab dan guru menjelaskan struktur kalimat yang dianggap baru atau sulit, termasuk cara memenggal dan mengucapkan kalimat.
d. Guru memberikan contoh membaca yang baik dengan menonjolkan lafal kata, pemenggalan, lagu kalimat dan ekspresi. Contoh ini dapat pula dilaksanakan dengan jalan menunjuk dua atau tiga orang siswa yang dianggap cakap dalam membaca. Guru hendaknya memberikan penjelasan
tentang :
1. perkataan mana yang penting dan harus dibaca dengan tekanan.
2. berhenti dan bernafas pada tempatnya.
3. tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.
e. Mengadakan tanya jawab ringan tentang isi wacana, berurutan dari paragraf pertama sampai dengan terakhir. Cara ini bermanfaat untuk menolong siswa dalam menghayati maksud wacana yang disajikan, sebelum siswa mendapat giliran membaca.
f. Setelah itu guru memberikan giliran membaca kepada beberapa siswa, sambil memperbaiki kesalahan yang dilakukan siswa.
Pelajaran membaca teknis merupakan bagian dari pelajaran bahasa Indonesia dalam keterampilan membaca, karena itu tidak dibenarkan menggunakan satu pertemuan hanya untuk membaca teknis. Untuk mengindari kebosanan setelah memberikan giliran kepada sekitar 5 atau 6 orang siswa, di lanjutkan dengan keterampilan bahasa yang lain, misalnya keterampilan berbicara atau keterampilan menulis, dengan menuliskan kesimpulan bacaan tersebut.
sumber : Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004 hal 116-118
Tidak ada komentar:
Posting Komentar